Lagu Gugur Bunga | Sejarah, Makna Lirik, dan Notasi Angka-nya
Judul Lagu: Gugur Bunga
Pencipta: Ismail Marzuki
Nada Dasar: Do=G
Tempo: Andante Maestoso
Sebuah lagu sendu, dibawakan penuh hikmat, dan ditulis dalam lirik penuh arti, biasanya akan membut suasana begitu haru, baik bagi yang menyayikannya ataupun sebagai pendengarnya.
Itulah satu ungkapan yang cocok untuk lagu gugur bunga taman bakti, sebagai lagu wajib nasional untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mendahui kita, sebagai tanda impian mereka untuk kemerdekaan bangsa ini.
Lagu ini kerap dibawakan saat upacara hari pahawan (10 November), dan mungkin pada kesempatan yang lainnya yang memiliki tema untuk mengenang sebuah jasa para pahlawan untuk kemerdekan bangsa Indonesia.
Lagu Gugur bunga Taman bakti yang lebih dikenal dengan judul Pendeknya “Gugur Bunga” ini merupakan karya yang lain lagi dari Ismail Marzuki sebagai komponis yang juga telah menciptakan lagu nasional lainnya yang juga tak kalah populernya dari lagu ini seperti Halo-Halo Bandung, Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, dan Sepasang Mata Bola serta karya yang lainnya lagi.
Ismail Marzuki merupakan keturunan darah betawi yang lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Anak dari pasangan Marzuki dan Solechah.
Dilihat dari fotonya, ternyata memang Ismail mazuki senang berpenampilan necis juga tergolong anak pintar.
Darah seni yang ada pada dirinya diperoleh dari darah seni ayahnya Marzuki pegawai di perusahaan Ford Reparatieer TIO.
Ismail Marzuki yang akrab dipanggil Ma'ing ini, berkarya dalam penciptaan lagu mulai diawali dari tahun 1934 dengan lagu-lagu pertamanya seperti ;“Ali Baba Rumba”, “Ohle le di Kotaraja”, dan “Ya Aini”.
Dalam periode 1936-1937, beliau mulai belajar menciptakan lagu-lagu tradisional dan juga lagu barat. Lagu citaannya saat itu seperti My Hula-hula Girl”, juga lagu 'Bunga Mawar dari Mayangan” dan “Duduk Termenung” dijadikan tema lagu untuk film “Terang Bulan”
Selanjutnya semenjak masa penjajahan Jepang pada tahun 1942, Ismail Marzuki mulai mengubah haluan seputar ciptaan lagunya.
Dan pada periode tahun 1943-1944 beliau mulai mencitakan lagu-lagu perjuangan. Lagu perjuangan awal yang diciptakan seperti “Rayuan Pulau Kelapa”, “Bisikan Tanah Air”, “Gagah Perwira”, dan “Indonesia Pusaka”
Mulai dari situlah lagu-lagu perjuangan lain terus berguir diciptakan, termasuk diantaranya adalah lagu "Gugur Bunga" ini.
Inspirasi Terciptanya Lagu Gugur Bunga
Lagu Gugur Bunga Taman Bakti ini diracik hingga menghasikan lagu tidak dengan tiba-biba saja langsung jadi, melainkan melalui proses yang panjang. Sebuah proses inspirasi yang didapat dari emosi, pengalaman, dan sebuah rasa syukur dan penghormatan atas jasa para tentara yang tewas untuk sebuah revolusi nasional Indonesia.
Lagu tersebut diciptakan oleh Ismail Marzuki saat ia masuk di usia 36 tahun, dan tepatnya pada tahun yang sama di tahun kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1945.
Lagu gugur Bunga terinspirasi dari sebuah peristiwa meninggalnya sang ayah.
Saat meninggalnya sang ayah, waktu itu Ismail Marzuki tidak berada bersama ayahnya. Beliau saat itu sedang berada di Bandung Selatan.
Ismail Marzuki terlamat mendapat berita akan wafat ayahnya tersebut. Ketika beliau kembali ke Jakarta ternyata sang ayah telah dimakamkan.
Ia melihat banyak sekali bunga-bunga menghiasi makam sang ayah, dan tak jarang juga yang tampak sudah lagu.
Dari peristiwa itulah Ismail Marzuki mendapat ilham untuk menciptakan agu gugur Bunga.
Makna lagu Gugur Bunga (ditaman Bakti)
Dalam lagu yang dibuatnya terdapat sebuah refren yang begitu mangispirasi dengan istilah yang identik dengan sebuah kebesaran sebagai bangsa Indonesia, dan perjuangan yang tak henti hanya pada para tentara dan pahlawan saat itu, melainkan perjuangkan terus tumbuh dalam generasi penerusnya.
Pada lirik refren baris pertama “telah gugur pahlawanku tunai sudah janji bakti” ditujukan untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur dalam berjuang melawan para penjajah sampai titik arah penghabisan. Maka dari situlah janji mereka untuk untuk membela bangsa dan Negara tercinta ini telah ditunaikan.
Selanjutnya pada lirik refren kedua, sebuah lirik “Gugur satu Tumbuh Seribu” menggambarkan bahwa bangsa Indonesia memiliki pejuang hebat tidak hanya sebatas para pahlawan yang mendahui kita, melainkan dengan gugurnya mereka akan menumbuhkan beribu-ribu penerus untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Roh daya juang meraka tidak padam begitu saja, tetap berkobar pada para penerusnya.
Saat ini perjuangan yang lebih berat sebenarnya oleh generasi penerus seperti kita saat ini. Kita wajib menjaga kepercayaan para pendahulu kita dan mengisinya dengan daya juang membangn bangsa Indonesia yang lebih baik.
Kita tidak hanya cukup mengenang dan merasa pilu saja terhada pengobanan jiwa dan raga mereka, namun kita wajib menumbuhkan daya juang meneruskan perjuangan mereka untuk membangun bangsa yang besar.
Dan kemudian pada lirik terakhir diterukan dengan “tanah air jaya sakti” memberikan gambaran bahwa perjungan para pendahulu kita tidak sia-sia. Darah yang telah ditumahkannya menjadi sebuah hal yang keramat, membuat sebuah keajaiban sehingga tanah air Indonesia dapat merdeka dan jaya.
Bangsa lain bisa mengakui kekuatan bangsa Indonesia, bukan hanya kekuatan pada para pejuangnya, juga pada sebuah pengakuan kepada bangsa Indonesia yang bisa bersatu dalam kebhinekaan, dan mengolah kekayan Bangsa Indonesia yang begitu melimpah tanpa adanya perpecahaan.
Terdapat 2 bait dengan isi ungkapan kesedihan akan gugurnya para pahawan, dan selanjutnya dikuatkan dengan refren yang menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia, semangat akan tetap membara dalam generasi penerus mereka yaitu kita.
Kita meneruskan mereka dalam membangun bangsa ini demi jayanya Indonesia senantiasa.
Lirik Lagu 'Gugur Bunga"
Bait 1
Betapa hatiku tak kan pilu
telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih
hamba ditinggal sendiri
Bait 2
Siapakan kini peliur lara
nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
pembela bangsa sejati
Reff:
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
gugur satu tumbuh sribu
tanah air jaya sakti
Lagu tersebut akan sangat pas bila dibawakan dalam nada standar Do=G, dengan jenis tempo Andante Maestoso yaitu dibawakan dengan agak perlahan disertai penjiwaan atau perasaan penuh keagungan.
Tampilkan - Download Teks Notasi Angka Lagu Gugur Bunga (jpg+pdf)
Pencipta: Ismail Marzuki
Nada Dasar: Do=G
Tempo: Andante Maestoso
Sebuah lagu sendu, dibawakan penuh hikmat, dan ditulis dalam lirik penuh arti, biasanya akan membut suasana begitu haru, baik bagi yang menyayikannya ataupun sebagai pendengarnya.
Itulah satu ungkapan yang cocok untuk lagu gugur bunga taman bakti, sebagai lagu wajib nasional untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mendahui kita, sebagai tanda impian mereka untuk kemerdekaan bangsa ini.
Lagu ini kerap dibawakan saat upacara hari pahawan (10 November), dan mungkin pada kesempatan yang lainnya yang memiliki tema untuk mengenang sebuah jasa para pahlawan untuk kemerdekan bangsa Indonesia.
Lagu Gugur bunga Taman bakti yang lebih dikenal dengan judul Pendeknya “Gugur Bunga” ini merupakan karya yang lain lagi dari Ismail Marzuki sebagai komponis yang juga telah menciptakan lagu nasional lainnya yang juga tak kalah populernya dari lagu ini seperti Halo-Halo Bandung, Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, dan Sepasang Mata Bola serta karya yang lainnya lagi.
Ismail Marzuki dan Lagu Gugur Bunga
Siapa Ismail Marzuki?Ismail Marzuki merupakan keturunan darah betawi yang lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Anak dari pasangan Marzuki dan Solechah.
Dilihat dari fotonya, ternyata memang Ismail mazuki senang berpenampilan necis juga tergolong anak pintar.
Darah seni yang ada pada dirinya diperoleh dari darah seni ayahnya Marzuki pegawai di perusahaan Ford Reparatieer TIO.
Ismail Marzuki yang akrab dipanggil Ma'ing ini, berkarya dalam penciptaan lagu mulai diawali dari tahun 1934 dengan lagu-lagu pertamanya seperti ;“Ali Baba Rumba”, “Ohle le di Kotaraja”, dan “Ya Aini”.
Dalam periode 1936-1937, beliau mulai belajar menciptakan lagu-lagu tradisional dan juga lagu barat. Lagu citaannya saat itu seperti My Hula-hula Girl”, juga lagu 'Bunga Mawar dari Mayangan” dan “Duduk Termenung” dijadikan tema lagu untuk film “Terang Bulan”
Selanjutnya semenjak masa penjajahan Jepang pada tahun 1942, Ismail Marzuki mulai mengubah haluan seputar ciptaan lagunya.
Dan pada periode tahun 1943-1944 beliau mulai mencitakan lagu-lagu perjuangan. Lagu perjuangan awal yang diciptakan seperti “Rayuan Pulau Kelapa”, “Bisikan Tanah Air”, “Gagah Perwira”, dan “Indonesia Pusaka”
Mulai dari situlah lagu-lagu perjuangan lain terus berguir diciptakan, termasuk diantaranya adalah lagu "Gugur Bunga" ini.
Inspirasi Terciptanya Lagu Gugur Bunga
Lagu Gugur Bunga Taman Bakti ini diracik hingga menghasikan lagu tidak dengan tiba-biba saja langsung jadi, melainkan melalui proses yang panjang. Sebuah proses inspirasi yang didapat dari emosi, pengalaman, dan sebuah rasa syukur dan penghormatan atas jasa para tentara yang tewas untuk sebuah revolusi nasional Indonesia.
Lagu tersebut diciptakan oleh Ismail Marzuki saat ia masuk di usia 36 tahun, dan tepatnya pada tahun yang sama di tahun kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1945.
Lagu gugur Bunga terinspirasi dari sebuah peristiwa meninggalnya sang ayah.
Saat meninggalnya sang ayah, waktu itu Ismail Marzuki tidak berada bersama ayahnya. Beliau saat itu sedang berada di Bandung Selatan.
Ismail Marzuki terlamat mendapat berita akan wafat ayahnya tersebut. Ketika beliau kembali ke Jakarta ternyata sang ayah telah dimakamkan.
Ia melihat banyak sekali bunga-bunga menghiasi makam sang ayah, dan tak jarang juga yang tampak sudah lagu.
Dari peristiwa itulah Ismail Marzuki mendapat ilham untuk menciptakan agu gugur Bunga.
Makna lagu Gugur Bunga (ditaman Bakti)
Dalam lagu yang dibuatnya terdapat sebuah refren yang begitu mangispirasi dengan istilah yang identik dengan sebuah kebesaran sebagai bangsa Indonesia, dan perjuangan yang tak henti hanya pada para tentara dan pahlawan saat itu, melainkan perjuangkan terus tumbuh dalam generasi penerusnya.
Pada lirik refren baris pertama “telah gugur pahlawanku tunai sudah janji bakti” ditujukan untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur dalam berjuang melawan para penjajah sampai titik arah penghabisan. Maka dari situlah janji mereka untuk untuk membela bangsa dan Negara tercinta ini telah ditunaikan.
Selanjutnya pada lirik refren kedua, sebuah lirik “Gugur satu Tumbuh Seribu” menggambarkan bahwa bangsa Indonesia memiliki pejuang hebat tidak hanya sebatas para pahlawan yang mendahui kita, melainkan dengan gugurnya mereka akan menumbuhkan beribu-ribu penerus untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Roh daya juang meraka tidak padam begitu saja, tetap berkobar pada para penerusnya.
Saat ini perjuangan yang lebih berat sebenarnya oleh generasi penerus seperti kita saat ini. Kita wajib menjaga kepercayaan para pendahulu kita dan mengisinya dengan daya juang membangn bangsa Indonesia yang lebih baik.
Kita tidak hanya cukup mengenang dan merasa pilu saja terhada pengobanan jiwa dan raga mereka, namun kita wajib menumbuhkan daya juang meneruskan perjuangan mereka untuk membangun bangsa yang besar.
Dan kemudian pada lirik terakhir diterukan dengan “tanah air jaya sakti” memberikan gambaran bahwa perjungan para pendahulu kita tidak sia-sia. Darah yang telah ditumahkannya menjadi sebuah hal yang keramat, membuat sebuah keajaiban sehingga tanah air Indonesia dapat merdeka dan jaya.
Bangsa lain bisa mengakui kekuatan bangsa Indonesia, bukan hanya kekuatan pada para pejuangnya, juga pada sebuah pengakuan kepada bangsa Indonesia yang bisa bersatu dalam kebhinekaan, dan mengolah kekayan Bangsa Indonesia yang begitu melimpah tanpa adanya perpecahaan.
Lirik dan Partitur Not Angka Lagu Gugur Bunga
Lagu 'Gugur Bunga' memiliki lirik yang sarat makna namun diracik dengan kata-kata yang tidak begitu panjang dan sederhana.Terdapat 2 bait dengan isi ungkapan kesedihan akan gugurnya para pahawan, dan selanjutnya dikuatkan dengan refren yang menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia, semangat akan tetap membara dalam generasi penerus mereka yaitu kita.
Kita meneruskan mereka dalam membangun bangsa ini demi jayanya Indonesia senantiasa.
Lirik Lagu 'Gugur Bunga"
Bait 1
Betapa hatiku tak kan pilu
telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih
hamba ditinggal sendiri
Bait 2
Siapakan kini peliur lara
nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
pembela bangsa sejati
Reff:
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
gugur satu tumbuh sribu
tanah air jaya sakti
Lagu tersebut akan sangat pas bila dibawakan dalam nada standar Do=G, dengan jenis tempo Andante Maestoso yaitu dibawakan dengan agak perlahan disertai penjiwaan atau perasaan penuh keagungan.
Tampilkan - Download Teks Notasi Angka Lagu Gugur Bunga (jpg+pdf)
JPG |
Posting Komentar untuk "Lagu Gugur Bunga | Sejarah, Makna Lirik, dan Notasi Angka-nya"